Wednesday, February 15, 2012

Menikmati keIstimewaan kota Yogyakarta


Daerah Istimewa Yogyakarta. Mendengar namanya saja kita akan membayangkan & bertanya dalam benak kita, seberapa istimewakah kota ini. Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Jogja/ yogyakarta ini memang sangat istimewa. Letaknya yang strategis yaitu di bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.

Sejarah

Menurut yang saya kutip dari Wikipedia.com Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47, sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa penjajahan Belanda, Inggris, maupun Jepang. Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya (susunan asli), wilayah dan penduduknya.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:
  1. Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.
  2. Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).
  3. Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah 
 
Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.

Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27 Desember 1949 pernah dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Itulah sejarah singkat mengenai kota Yogyakarta, jadi sudah tau kan kenapa kota Yogyakarta di sebut sebagai Daerah Istimewa. Sekarang kita akan membahas beberapa ke eksotikan Pariwisata dari kota Yogyakarta ini. Kota jogja/ yogyakarta memiliki tempat yang strategis letaknya yang berhadapan langsung dengan samudra hindia & konturnya yang berbukit menambah keistimewaan tersendi bagi kota ini. Bnyak objek wisata yang dapat kita kunjungi di kota ini, mulai dari wisata edukasi hingga wisata alamnya. Apa sajakah itu?? Kita akan bahas sekilas tentang pariwisata di kota Istimewa ini.

Pariwisata

Pariwisata merupakan merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya obyek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel berbintang dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Dan berikut adalah beberapa objek wisata yang terkenal di kota Yogyakarta.

1.      1. Jalan Malioboro


Malioboro / jalan Malioboro merupakan sebuah kawasan pembelanjaan, dimana di sepanjang jalan malioboro ini berderet toko – toko yang menawarkan berbagai barang yang khas dari Kota Yogyakarta ini. Semisal Batik, Blangkon, Aksesoris, dan juga banyak berderet tenda penjual Gudeg ( makanan Khas Yogyakarta)  dll. Malioboro / Jalan malioboro cukup sangat terkenal hingga ke manca negara. Disini para wisatawan juga dapat berkeliling dengan menggunakan andong/ Delman dan juga becak. Di sepanjang jalannya para wisatawan akan di manjakan dengan panorama – panorama yang cukup menarik disini.

Jika anda berkunjung kesini dan hendak bermalam, tidak usah bingung mencari penginapan. Di sekitaran jalan ini banyak terdapat hotel – hotel ber bintang & juga hotel – hotel melati yang harganya cukup terjangkau mulai dari 80 ribu sampai ratusan ribu.

 2. Benteng Vredeburg



Ini merupakan bangunan sejarah peninggalan kolonial Belanda. Bangunan ini adalah sebuah musium. Dan didalamnya banyak terdapat biorama yang  bercerita mengena sejarah yang berkaitan dengan kedatangan kolonial belanda di kota ini.

1 3. Taman Pintar Science Park Yogyakarta





Ini adalah wisata edukasi yang didalamnya berisikan banyak mempelajari tentang sains, seperti hukum – hukum fisika dan juga pengetahuan yang lainnya. Di taman ini juga memiliki sebuah bioskop 4D.


4. Keraton Yogyakarta
 





5. Alun - Alun Selatan Yogyakarta



Alun - alun selatan yogyakarta juga menarik untuk kita kunjungi. di sini kita akan dapat menemukan berbagai hiburan seperti sepeda yang memiliki berbagai bentuk yg unik & dapat di tunggangi oleh beberapa orang dan uniknya juga sepeda ini dihiasi dengan lampu hias yang semakin menambah menarik para pengunjung. disini juga bnyak berderetan para pedagang makanan yang hnya menjual makanan khas dari kota Jogja. selain itu di alun alun ini juga terdapat hal yang unik yaitu suatui kepercayaan yang berkembang di masyarakat, barang siapa yang bisa melewati persis di tengah - tengah antar dua pohon yang terdapat di sana maka segala permintaannya akan terpenuhi.


Bersambung.........

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites