Daerah
Istimewa Yogyakarta. Mendengar namanya saja kita akan membayangkan &
bertanya dalam benak kita, seberapa istimewakah kota ini. Daerah Istimewa
Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Jogja/ yogyakarta ini memang
sangat istimewa. Letaknya yang strategis yaitu di bagian selatan Pulau Jawa
bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera
Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2
ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78
kecamatan dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah
penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986
perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
Sejarah
Menurut yang saya kutip dari Wikipedia.com Sebelum
Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan
sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan
Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten
Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono
II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia
Belanda mengakui Kasultanan dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur
rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik
yang terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblaad 1941 Nomor 47,
sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577.
Eksistensi kedua kerajaan tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia
internasional, baik pada masa penjajahan Belanda,
Inggris,
maupun Jepang.
Ketika Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap
menjadi sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem
pemerintahannya (susunan asli), wilayah dan penduduknya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia (RI), Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam
VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta
dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu
kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut
dinyatakan dalam:
- Piagam kedudukan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19
Agustus 1945
dari Presiden RI.
- Amanat Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5
September 1945 (dibuat secara terpisah).
- Amanat Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30
Oktober 1945
(dibuat dalam satu naskah).
Dalam perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah Otonom
setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang
Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan Daerah.
Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Istimewa
Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah
dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara
Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1819) yang sampai saat ini
masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan DIY meliputi Daerah
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipaten Pakualaman. Pada
setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan Daerah, dinyatakan keistimewaan
DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan terakhir dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004.
Dalam
sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang
penting. Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal
27 Desember
1949 pernah dijadikan
sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4 Januari
inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari Yogyakarta Kota Republik pada
tahun 2010.
Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Sri Paku Alam
IX, yang sekaligus menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
Keduanya memainkan peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya
dan adat istiadat Jawa
dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.
Itulah
sejarah singkat mengenai kota Yogyakarta, jadi sudah tau kan kenapa kota
Yogyakarta di sebut sebagai Daerah Istimewa. Sekarang kita akan membahas
beberapa ke eksotikan Pariwisata dari kota Yogyakarta ini. Kota jogja/
yogyakarta memiliki tempat yang strategis letaknya yang berhadapan langsung
dengan samudra hindia & konturnya yang berbukit menambah keistimewaan
tersendi bagi kota ini. Bnyak objek wisata yang dapat kita kunjungi di kota
ini, mulai dari wisata edukasi hingga wisata alamnya. Apa sajakah itu?? Kita akan
bahas sekilas tentang pariwisata di kota Istimewa ini.
Pariwisata
Pariwisata merupakan
merupakan
sektor utama bagi DIY. Banyaknya obyek dan daya tarik wisata di DIY telah
menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive,
Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat
khusus dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran.
Tercatat ada 37 hotel berbintang dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada
2010. Dan berikut adalah beberapa objek wisata yang terkenal di kota
Yogyakarta.
1. 1. Jalan Malioboro
Malioboro / jalan Malioboro merupakan sebuah kawasan
pembelanjaan, dimana di sepanjang jalan malioboro ini berderet toko – toko yang
menawarkan berbagai barang yang khas dari Kota Yogyakarta ini. Semisal Batik,
Blangkon, Aksesoris, dan juga banyak berderet tenda penjual Gudeg ( makanan
Khas Yogyakarta) dll. Malioboro / Jalan
malioboro cukup sangat terkenal hingga ke manca negara. Disini para wisatawan
juga dapat berkeliling dengan menggunakan andong/ Delman dan juga becak. Di sepanjang
jalannya para wisatawan akan di manjakan dengan panorama – panorama yang cukup
menarik disini.
Jika anda berkunjung kesini dan hendak bermalam, tidak
usah bingung mencari penginapan. Di sekitaran jalan ini banyak terdapat hotel –
hotel ber bintang & juga hotel – hotel melati yang harganya cukup
terjangkau mulai dari 80 ribu sampai ratusan ribu.
2. Benteng Vredeburg
Ini merupakan bangunan sejarah peninggalan kolonial Belanda.
Bangunan ini adalah sebuah musium. Dan didalamnya banyak terdapat biorama yang bercerita mengena sejarah yang berkaitan
dengan kedatangan kolonial belanda di kota ini.
1 3. Taman Pintar Science Park Yogyakarta
Ini adalah wisata edukasi yang didalamnya berisikan banyak
mempelajari tentang sains, seperti hukum – hukum fisika dan juga pengetahuan
yang lainnya. Di taman ini juga memiliki sebuah bioskop 4D.
4. Keraton Yogyakarta
5. Alun - Alun Selatan Yogyakarta
Alun - alun selatan yogyakarta juga menarik untuk kita kunjungi. di sini kita akan dapat menemukan berbagai hiburan seperti sepeda yang memiliki berbagai bentuk yg unik & dapat di tunggangi oleh beberapa orang dan uniknya juga sepeda ini dihiasi dengan lampu hias yang semakin menambah menarik para pengunjung. disini juga bnyak berderetan para pedagang makanan yang hnya menjual makanan khas dari kota Jogja. selain itu di alun alun ini juga terdapat hal yang unik yaitu suatui kepercayaan yang berkembang di masyarakat, barang siapa yang bisa melewati persis di tengah - tengah antar dua pohon yang terdapat di sana maka segala permintaannya akan terpenuhi.
Bersambung.........